Menulis,
kata yang begitu sederhana ini selalu menjadi momok menakutkan buatku. Saya
selalu punya seribu satu alasan agar bisa lolos dari setiap tugas menulis yang
dibebankan. Alasan paling logis karena basic pendidikan saya memang jauh dari
tuntutan urusan tulis menulis dan alasan paling klasik ya karena saya malas
berpikir. Meski tak bisa dipungkiri pekerjaan yang kini saya tekuni
mengharuskan saya menulis dengan deadline yang selalu berhasil membuatku sakit
kepala. Tetap saja, aktivitas menulis belum menjadi hal menyenangkan buatku.
Hari
ini, di Kelas Blog Relawan Sobat LemINA satu lagi tugas menulis yang wajib saya
selesaikan dengan batas waktu kurang dari 30 menit. Kelas Blog Relawan adalah
salah satu agenda rutin tahunan Sobat LemINA, komunitas relawan anak tempatku
berkegiatan sosial tiga tahun terakhir ini. “Hugftt...ini sulit,” gumamku dalam
hati. Seperti biasa, saya mencari kesibukan agar terbebas dari tanggung jawab
ini. Cekrek, cekrekk. Menjadi petugas dokumentasi adalah pengalih perhatian
paling pas yang saya harap bisa menyelamatkanku dari situasi mencekam ini.
Sayangnya, gagal total. “Ayo menulis!!”, teriak teman-teman relawan yang juga
ikut terjebak di kelas ini sambil mempelototiku.
doc.pribadi |
Saya
meletakkan kamera, membuka lembar dokumen word dan mulai menulis. Dengan sisa
semangat yang ada saya berusaha melawan setiap kemalasan yang sebenarnya hanya
ada dikepalaku. Detik demi detik berlalu dan tanpa sadar sedaritadi sebenarnya
saya sudah menulis. Satu kata kunci yang bisa menjadi senjata ampuh untuk
mengubur setiap kemalasan menulisku, dan mungkin buat setiap orang yang
berkenan membaca keluhanku ini yakni “MULAI”. Sebab hal tersulit dari menulis
bukanlah merangkai satu demi satu kosa kata menjadi kalimat, melainkan memulai
untuk menulis adalah sandungan utamanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar